Dialah Tiara atau biasa dipanggil Ara. Cantik, manis, dan pintar. Andre
terkadang merasa minder apabila berada di dekat Tiara. Andre bisa
dibilang beruntung sekali bisa dekat dan akrab dengan Tiara. Meskipun
Andre agak telmi tapi Tiara tidak pernah bosan untuk memberikan advice
atau nasehat-nasehat yang membuat Andre semangat dan bangkit kembali.
Duh, Tiara di mata Andre adalah sebagai guru sekaligus cewek ‘super’.
Belum ada yang bisa menandingi Tiara. Baru kali ini kayaknya Andre bisa
menilai sosok cewek yang betul-betul baik dan sempurna. “Kau begitu
sempurna di mataku kau begitu indah…..” begitu Andre menyanyikan lagunya
Andra and The Backbone setiap Andre menghayalkan sosok Tiara di
kamarnya.Sampai tidak terasa sudah setahun persahabatan mereka berdua,
tanpa disadari ada perubahan dalam diri Andre. Tiara bukan saja sebagai
teman. Tapi lebih dari itu. Entah darimana awalnya perasaan itu. Atau
seringnya kebersamaan dapat menimbulkan cinta?
“Bisa juga begitu Ndre” kata Jo suatu ketika mereka bertemu, ”karena
sering bertemu bisa menimbulkan cinta. Tapi apa kamu nggak takut kalau
persahabatan kamu rusak gara-gara cinta?” Jo mencoba memberi pandangan.
“Iya juga tapi mau bagaimana lagi Jo? Cinta kan nggak bisa ditahan kapan mau datangnya?”
“Benar, Ndre, kamu tahu nggak? Cinta adalah api yang dingin. Siapa yang mendekatinya tidak akan terbakar tetapi tertangkap”
“Huu, omonganmu seperti profesor. Lagi encer, ya pikiran kamu?.”
“Iya dong, memangnya kamu, Ndre! Tahunya cuma pacaran doang. Nggak tahu makna sebenarnya apa itu cinta ”
“Halah Jo….ini juga kamu lagi kadang-kadang pinternya. Cuma gara-gara
tadi makan bakso Malang aja, kan mangkanya pikiran kamu encer?”
“Hahaha….!” Keduanya tertawa bersama melepas kejenuhan.
Hari itu Andre merasa gelisah. Entah kenapa Tiara begitu kuat melekat
dalam pikirannya. Andre mencoba untuk bersikap biasa seperti hari-hari
sebelumnya. Huh, tetap tidak bisa juga. Sampai suatu ketika ada yang
tidak beres terjadi pada Tiara. Tadi dia menelpon Andre dan cerita
panjang lebar tentang perlakuan Toto. Andre panas mendengarnya, Andre
cemburu. Berani-beraninya Toto nggodain Tiara. Menyakiti Tiara. Dalam
kamus Andre adalah jangan sampai Tiara disakiti oleh siapapun.
“Kamu tenang ya, Ra” bujuk Andre kepada Tiara. “Kamu gak usah terlalu sedih begitu. Kan masih ada aku”
“Iya, makasih Ndre” Terdengar isak tangisnya tersendat-sendat dari seberang sana. Andre semakin trenyuh mendengarnya.
Dimatikannya handphone. Dipikirkannya baik-baik cara membalas sakit hati
Tiara. Hmm….Andre sudah gelap mata. Tangannya mengepal keras. Dan benar
keesokan harinya Tiara mendengar kabar Toto sudah berada di rumah
sakit. Mukanya babak belur, matanya bengkak, hidungnya berdarah dan
masih banyak lagi. Tapi mengapa tiba-tiba Tiara datang ke rumah Andre
malah melabraknya habis-habisan. Tiara marah besar kepada Andre.
“Pokoknya aku nggak mau menganggap kamu sahabat aku lagi. Aku nggak mau
meliat kamu lagi, Ndre. Kamu jahat!” begitu ancaman Tiara sambil
meninggalkan Andre.
Andre bingung. Belum sempat Andre bertanya kenapa, Tiara sudah pergi
meninggalkan Andre. Aduh, ada apa dengan Tiara? Kok tiba-tiba marah
seperti itu. Tidak biasanya Tiara semarah itu. Hancur sudah. Semua
kenangan manis waktu bersama Tiara musnah. Tidak ada lagi cewek ‘super’
dalam diri Andre. Tidak ada lagi cewek cantik sekaligus guru dalam diri
Andre. Sampai-sampai Andre mendengar kabar Tiara pacaran dengan Toto.
“Pantas saja Tiara marah besar. Rupanya Tiara nggak rela kalau Toto aku labrak?” bisik hati Andre.
Bertambah pilu hati Andre. Hilang harapannya untuk mendapatkan Tiara.
“Kenapa dulu tidak aku ungkapkan saja perasaan cintaku pada Tiara?”
Sekarang Andre sudah benar-benar merasa kehilangan. pegangan.
Sejak itu Andre menjadi banyak melamun. Apalagi ketika berpapasan
dengan Tiara di jalanpun Tiara cuek saja. Seakan-akan tidak pernah
mengenal Andre. Andre cuma bisa menatap Tiara dari kejauhan. Tanpa bisa
menggandeng lagi tangannya, tanpa bisa lagi bercanda dengan Tiara. Gone
with the wind. Terbang bersama angin.
Siang itu matahari begitu terik. Biasanya siang hari begini terasa
begitu sejuk karena waktu itu berjalan bergandengan tangan bersama
Tiara. Sambil bercanda bersama sepanjang jalan. Terasa sekali Andre kini
sendiri. Entah sampai kapan sendiri itu terus berlanjut.
Tiba-tiba Lamunan Andre buyar ketika di hadapannya telah hadir lima orang anak muda. Wajahnya sangar. Tubuhnya tinggi tegap.
“Heh, kamu Andre, ya?” tanya salah seorang dari mereka. Andre
mengangguk. Belum sempat Andre bertanya apalagi berpikir wajahnya sudah
dihajar. Bak ! Buk! Brak! Aduh! Auw!. Huh, five in one!. Tidak
tanggung-tanggung lima lawan satu. Jelas sekali Andre sekarang yang
babak belur. Masuk rumah sakit. Sepi. Sunyi. Dimana-mana serba putih
termasuk perban di wajahnya. Hmm, kasihan Andre. Kini hanya bisa
tergolek lemah tak berdaya. Cuma ada seseorang wanita yang rajin
menemani Andre yaitu Retna. Teman sekelas Andre. Setiap waktu Retna yang
selalu menemani Andre sambil membawa segala macam makanan dan
buah-buahan. Cerita sana-sini untuk menghibur Andre.
Tiba-tiba timbul dalam hati Andre cewek super selain Tiara. Betulkah
Retna cewek super pengganti Tiara? Retna yang selalu menemani Andre di
saat Andre menderita, Retna yang selalu bercerita tentang mimpi-mimpi
indah, tentang apa itu cinta. Ya, Retna yang telah menemukan Andre dalam
keterasingan. Dalam ketakberdayaan. Dalam kesendirian.
“Makasih ya, Na, kamu sudah menyempatkan waktu buat menemaniku” suara
Andre lemah. Sambil menahan sakit di bibirnya yang pecah terkena bogem
mentah lima pemuda tempo hari.
“Ah, nggak usah sentimentil begitu. Aku ikhlas kok. Bukan saja karena
aku sayang kamu, tapi karena aku hanya ingin menjadi orang yang kamu
butuhkan di saat apapun” suara Retna serak karena tertahan oleh air mata
yang membasahi pipinya.
“Maafkan aku Na, aku sudah tidak mempedulikan kamu selama ini?” kata
Andre sambil menyeka air mata Retna dengan telapak tangannya.
“Tidak apa apa, Ndre. Aku menyadari itu. Kamu tidak mencintaiku”
Mata Andre basah. Dipandanginya Retna. “Dalam bening bola matamu, kau
pandang aku, dalam putihnya hati kita, entah aku yang membutuhkanmu atau
kamu yang mencintaiku?” hati Andre terus bergumam. Menilai-nilai apakah
Retna telah hadir untuk mengusir kesepiannya, untuk mengisi relung
hatinya yang paling dalam…?
Beruntung Andre cepat sembuh. Seperti biasa Andre berangkat ke sekolah
namun tiba-tiba matanya menangkap dari kejauhan Toto dan komplotannya
petentang-petenteng. Semakin angkuh sambil menggandeng Susi. “Cewek
mana lagi tuh yang digandeng Toto?” Bisik hati Andre. Pikirannya
langsung tertuju kepada Tiara. jangan-jangan telah terjadi sesuatu
terhadap Tiara. Terus berkecamuk. Gelisah. Hingga jam istirahat Andre
memintak ijin untuk pulang sekolah lebih cepat. Dan langsung ke rumah
Tiara.
Sampai disana benar juga telah terjadi sesuatu. Kelihatan Tiara habis menangis. Matanya merah, basah oleh air mata.
“Toto sudah mutusin aku, Ndre” suara Tiara sambil menangis. Andre sedih
mendengarnya. “Aku terlalu bermimpi” kata Tiara kembali. “Padahal aku
nggak tahu cara-cara meraih mimpi. Dulu aku terlalu menaruh
harapan-harapan manis kepada Toto, hingga aku tega meelupakan kamu,
Ndre. Sekarang aku menanggung akibatnya. Kamu dulu pernah memberikan
pelajaran bagaimana caranya meraih mimpi tapi aku yang bodoh tidak mau
menuruti kata-kata kamu. Sekarang pasti kamu nggak mau menerima aku
lagi. Iya kan, Ndre?”
Andre kebingungan. Baru kali ini Andre melihat Tiara menangis. “Ra, aku
nggak pernah melihat matamu menangis saat kamu menatap angkuhnya dunia,
bibirmu tak pernah berucap sesal saat kamu hadapi berjuta kegetiran.
Namun sepenggal cinta telah mampu mengoyakkan indahnya matamu hingga
kering airmata, sepenggal cinta telah mampu menggetarkan bibirmu untuk
berucap cinta”
Tangan Andre memeluk erat tubuh Tiara. Ada rasa rindu bergelayut dalam
dadanya. Ada rasa kangen bersemayam dalam hatinya. Pikirannya dipenuhi
seribu tanya sejuta bimbang. Tiba-tiba terbayang wajah Retna. Cewek
‘super’ yang selalu menemani Andre saat Andre mengalami kesusahan, yang
selalu memberi semangat saat Andre patah semangat. Sekarang Andre
dihadapkan kembali pada sosok diri Tiara, cewek ‘super’ yang sudah
pertama kali sanggup membuat Andre uring-uringan. Apa benar cinta sejati
datang pada saat cinta pertama, dan cinta selanjutnya adalah cinta yang
dibuat dengan perhitungan? Sekarang Andre dituntut oleh dua kenyataan.
Tiara dan Retna. Mereka sama-sama cewek ‘super’. Sama-sama memberikan
kesan manis. Sekarang Andre yang merasa bodoh. Andre tidak mampu meraih
mimpi-mimpi manisnya. Andre tidak punya lagi guru yang super yang bisa
mengajarkan bagaimana caranya meraih mimpi, bagaimana caranya meraih
harapan-harapan manis. Andre tidak mampu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar